Jumat, 11 Juli 2014

Waspadai Reaksi Alergi Obat

Waspadai Reaksi Alergi Obat

Dewasa ini, dengan semakin berkembangnya penelitian tentang obat-obatan, jenis obat jadi makin beraneka ragam. Ketersediaan obat makin melimpah dan untuk mendapatkannya juga makin mudah, karena jumlah apotek makin banyak. Hampir di setiap jalan raya, setidaknya ada 2 - 3 apotek. Bahkan semakin mendekati fasilitas kesehatan, misalnya klinik, rumah sakit, dan tempat praktik dokter, makin padat pula jumlah apotek di wilayah tersebut. Terlebih tidak selalu harus membawa resep untuk membeli obat. Hanya obat- obat tertentu yang mengharuskan menggunakan resep misalnya obat-obatan yang tergolong psikotropika (misalnya, obat penenang dan obat tidur).
Namun, seiring dengan mudahnya memperoleh obat, semakin sering ditemui kasus- kasus alergi akibat reaksi simpang obat.
Alergi didefinisikan sebagai reaksi berlebih sistem pertahanan alami tubuh (sistem imun). Sistem imun secara normal berfungsi melindungi tubuh dari serangan virus dan bakteri dengan memproduksi antibodi untuk melawan mereka. Dalam alergi, sistem imun juga melawan zat yang biasanya tidak berbahaya seperti kutu, debu, serbuk bunga atau obat dan menganggap zat-zat tersebut sedang berupaya menyerang tubuh. Reaksi alergi ini beragam dari sekedar gatal-gatal,biduran/urticaria, sesak sampai yang berat mengancam nyawa, misalnya Anaphylactic Shock , Steven Johnson Syndrome dan Toxic Epidermal Necrolytic (TEN).

·         Urticaria
Orang awam menyebutnya biduran. Gejala klinisnya ialah terjadi pembengkakan setempat, berwarna pucat kemerahan, meninggi dibandingkan dengan kulit sekelilingnya. Keluhan dari penderita adalah rasa gatal, tersengat, atau tertusuk.




·         Anaphylactic Shock
Adalah manifestasi alergi yang berat dan mengancam nyawa akibat pembengkakan pada kulit (angioedema) yang hebat. Kejadiannya dalam hitungan menit sampai dengan jam. Pada saluran napas, gejala klinisnya adalah batuk, suara serak, timbul suara napas mengi (wheezing), dan sesak yang berat. Pada saluran cerna, gejala yang dialami penderita adalah nyeri perut, diare, dan muntah. Pada sistem kardiovaskular bisa terjadi serangan jantung, gangguan irama jantung dan henti jantung. Penderita bisa syok dan hilang kesadaran.

·         Steven Johnson Syndrome (SJS)
Sindrom yang mengenai kulit, selaput lendir pada lubang alami tubuh dan mata dengan keadaan umum penderita yang ringan sampai berat. Penyebab lebih dari 50% kasus SJS adalah karena alergi obat. Gejala penyakitnya berupa demam tinggi, lemas, nyeri kepala,
batuk, pilek, nyeri tenggorok. Setelah itu timbul erupsi kulit berupa kemerahan dan gelembung berisi cairan berbagai macam ukuran yang meluas ke seluruh tubuh. 
Gelembung tersebut cepat pecah sehingga terjadi erosi yang luas di kulit. Pada mukosa mulut dan alat genital juga terjadi hal yang sama seperti pada kulit. Kelainan pada mukosa mulut dapat meluas ke saluran makanan dan saluran napas, akibatnya penderita mengeluh sesak dan sukar menelan. Pada mata, kelainan yang timbul adalah radang selaput konjunctiva mata yang bila terjadi infeksi sekunder, bisa menimbulkan kerusakan mata.

·         Toxic Epidermal Necrolytic (TEN)
TEN adalah kasus allergi obat yang lebih berat daripada SJS. Sekitar 80-95% kasus disebabkan karena allergi obat. Gejalanya mirip dengan SJS namun pada TEN diikuti dengan lepasnya lapisan epidermis kulit yang menyeluruh sehingga mirip dengan penderita luka bakar yang luas. Kematian biasanya disebabkan oleh gagal sirkulasi, infeksi yang berat, perdarahan saluran cerna, dan gangguan sirkulasi paru.
Ada beberapa kiat untuk meminimalkan risiko berulangnya reaksi alergi terhadap obat:
  • Bila kita pernah mengalami reaksi alergi terhadap obat, catat kandungan obat tersebut dan simpan dalam dompet/ tas yang Anda bawa. Tujuannya bila dalam keadaan darurat dan Anda lupa nama kandungan obat tersebut, Anda bisa membuka catatan dan memberitahukan pada paramedis yang bertugas.
  • Jika Anda akan mendapat terapi antibiotic injeksi sebaiknya tanyakan dulu ke dokter perlunya test alergi. (biasanya akan dilakukan skin test dengan cara menyuntikkan sedikit obat ke dalam kulit dibagian lengan).
  • Bila Anda berobat ke dokter yang belum mengetahui riwayat alergi Anda sebelumnya, sebaiknya segera beritahukan pada dokter tersebut, supaya catatan riwayat alergi Anda tersimpan dalam rekam medis sehingga dalam tiap peresepan obat, obat tersebut bisa dihindari.
  • Bila Anda mengalami suatu gejala reaksi alergi obat, segera berobat ke dokter atau sarana kesehatan lainnya, dan jangan lupa untuk membawa semua obat yang sebelumnya Anda konsumsi. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi kemungkinan obat penyebab reaksi alergi dan untuk menjadi catatan Anda di kemudian harinya tentang riwayat alergi obat yang pernah Anda alami.
  • Hindari pemakaian antibiotik secara bebas, jika Anda ingin membeli antibiotik sebaiknya konsultasikan dahulu ke dokter Anda.
“SEMOGA BERMANFAAT”





Tidak ada komentar: