Waspadai Reaksi Alergi Obat
Dewasa ini, dengan semakin berkembangnya penelitian tentang obat-obatan,
jenis obat jadi makin beraneka ragam. Ketersediaan obat makin melimpah dan
untuk mendapatkannya juga makin mudah, karena jumlah apotek makin banyak. Hampir
di setiap jalan raya, setidaknya ada 2 - 3 apotek. Bahkan semakin mendekati
fasilitas kesehatan, misalnya klinik, rumah sakit, dan tempat praktik dokter,
makin padat pula jumlah apotek di wilayah tersebut. Terlebih tidak selalu harus
membawa resep untuk membeli obat. Hanya obat- obat tertentu yang mengharuskan
menggunakan resep misalnya obat-obatan yang tergolong psikotropika (misalnya,
obat penenang dan obat tidur).
Namun, seiring dengan mudahnya memperoleh obat, semakin sering ditemui
kasus- kasus alergi akibat reaksi simpang obat.
Alergi didefinisikan
sebagai reaksi berlebih sistem pertahanan alami tubuh (sistem imun). Sistem
imun secara normal berfungsi melindungi tubuh dari serangan virus dan bakteri
dengan memproduksi antibodi untuk melawan mereka. Dalam alergi, sistem imun
juga melawan zat yang biasanya tidak berbahaya seperti kutu, debu, serbuk bunga
atau obat dan menganggap zat-zat tersebut sedang berupaya menyerang tubuh.
Reaksi alergi ini beragam dari sekedar gatal-gatal,biduran/urticaria, sesak
sampai yang berat mengancam nyawa, misalnya Anaphylactic Shock , Steven
Johnson Syndrome dan Toxic Epidermal Necrolytic (TEN).
·
Urticaria

·
Anaphylactic Shock
Adalah manifestasi alergi yang berat dan mengancam
nyawa akibat pembengkakan pada kulit (angioedema) yang hebat. Kejadiannya
dalam hitungan menit sampai dengan jam. Pada saluran napas, gejala klinisnya
adalah batuk, suara serak, timbul suara napas mengi (wheezing), dan
sesak yang berat. Pada saluran cerna, gejala yang dialami penderita adalah
nyeri perut, diare, dan muntah. Pada sistem kardiovaskular bisa terjadi
serangan jantung, gangguan irama jantung dan henti jantung. Penderita bisa syok
dan hilang kesadaran.
·
Steven Johnson Syndrome (SJS)

batuk, pilek, nyeri tenggorok. Setelah itu timbul erupsi kulit berupa
kemerahan dan gelembung berisi cairan berbagai macam ukuran yang meluas ke
seluruh tubuh.
Gelembung tersebut cepat pecah sehingga terjadi erosi yang luas
di kulit. Pada mukosa mulut dan alat genital juga terjadi hal yang sama seperti
pada kulit. Kelainan pada mukosa mulut dapat meluas ke saluran makanan dan
saluran napas, akibatnya penderita mengeluh sesak dan sukar menelan. Pada mata,
kelainan yang timbul adalah radang selaput konjunctiva mata yang bila terjadi
infeksi sekunder, bisa menimbulkan kerusakan mata.
·
Toxic Epidermal Necrolytic (TEN)

Ada beberapa kiat untuk meminimalkan risiko
berulangnya reaksi alergi terhadap obat:
- Bila kita pernah mengalami reaksi alergi terhadap obat, catat kandungan obat tersebut dan simpan dalam dompet/ tas yang Anda bawa. Tujuannya bila dalam keadaan darurat dan Anda lupa nama kandungan obat tersebut, Anda bisa membuka catatan dan memberitahukan pada paramedis yang bertugas.
- Jika Anda akan mendapat terapi antibiotic injeksi sebaiknya tanyakan dulu ke dokter perlunya test alergi. (biasanya akan dilakukan skin test dengan cara menyuntikkan sedikit obat ke dalam kulit dibagian lengan).
- Bila Anda berobat ke dokter yang belum mengetahui riwayat alergi Anda sebelumnya, sebaiknya segera beritahukan pada dokter tersebut, supaya catatan riwayat alergi Anda tersimpan dalam rekam medis sehingga dalam tiap peresepan obat, obat tersebut bisa dihindari.
- Bila Anda mengalami suatu gejala reaksi alergi obat, segera berobat ke dokter atau sarana kesehatan lainnya, dan jangan lupa untuk membawa semua obat yang sebelumnya Anda konsumsi. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi kemungkinan obat penyebab reaksi alergi dan untuk menjadi catatan Anda di kemudian harinya tentang riwayat alergi obat yang pernah Anda alami.
- Hindari pemakaian antibiotik secara bebas, jika Anda ingin membeli antibiotik sebaiknya konsultasikan dahulu ke dokter Anda.
“SEMOGA
BERMANFAAT”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar